Kamis, 04 Desember 2014

Tagged Under:

Stoikiometri

By: Unknown On: 20.30
  • Share The Gag
  • Stoikiometri

    Salah satu aspek penting dari reaksi kimia adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri (stoi-kee-ah-met-tree) merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri juga menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia, misalnya perbandingan atom H dan atom O dalam molekul H2O.  Kata stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan metron yang berarti mengukur. Seorang ahli Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter (1762-1807) adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar stoikiometri. Menurutnya stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif atau pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang satu dengan yang lain            Mengapa kita harus mempelajari stoikiometri? Salah satu alasannya, karena mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari melakukan percobaan di laboratorium. Adakalanya di laboratorium kita harus mereaksikan sejumlah gram zat A untuk menghasilkan sejumlah gram zat B. Pertanyaan yang sering muncul adalah jika kita memiliki sejumlah gram zat A, berapa gramkah zat B yang akan dihasilkan? Untuk menjawab pertanyaan itu kita memerlukan stoikiometri. 
    Stoikiometri erat kaitannya dengan perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol. Pada pembelajaran ini kita akan mempelajari terlebih dahulu mengenai asas-asas stoikiometri, kemudian setelah itu kita akan mempelajari aplikasi stoikiometri pada perhitungan kimia beserta contoh soal dan cara menyelesaikannya.
    1.1  Konsep Mol


    Bilangan Avogadro
    1 lusin = 12 buah
    1 mol = partikel
    1.2  Pengukuran Mol Atom-Atom
    Dalam suatu reaksi kimia, atom-atom atau molekul akan bergabung dalam perbandingan angka yang bulat. Telah dijelaskan bahwa satu mol terdiri dari 6,022 x 1023 partikel. Angka ini tidaklah dipilih secara sembarangan, melainkan merupakan jumlah atom dalam suatu sampel dari tiap elemen yang mempunyai massa dalam gram yang jumlah angkanya sama dengan massa atom elemen tersebut ,misalnya massa atom dari karbonadalah 12,011, maka 1mol atom karbon mempunyai massa 12,011 .
    Demikian juga massa atom dari oksigen adalah 15,9994, jadi 1 mol atom oksigen mempunyai massa 15,9994  (Lihat Gambar 2.2)
                 mol C = 12,011  C
                1 mol O = 15,9994  O
    Maka keseimbanganlah yang menjadi alat kita untuk mengukur mol. Untuk mendapat satu mol dari tiap elemen, yang kita perlukan adalah melihat massa atom dari elemen tersebut. Angka yang didapat adalah jumlah dari gram elemen tersebut yang harus kita ambil untuk mendapatkan 1 mol elemen tersebut.
    Pengubahan antara gram dan mol adalah penghitungan rutin yang harus dipelajari secara cepat. Beberapa contoh perhitungan ini bersama dengan pemakaian  mil dalam perhitungan kimia akan  ditunjukkan dalam soal-soal berikut.
    Contoh Soal Berapa mol Silikon (Si) yang terdapat dalam 30,5 gram Si?Silikon adalah suatu elemen yang dipakai untuk pembuatan transistor.
    Solusi
    Persoalan kita adalah mengubah satuan gram dari Si ke mol Si, yaitu 30,5 Si =? Mol Si. Diketahui dari daftar massa atom bahwa
                            1 mol Si = 28,1  Si
    Untuk mengubah g Si ke mol, kita hrus mengkalikan 30,5  Si dengan satuan  faktor yang mengandung satuan “g Si” pada penyebutnya, yaitu:
    Maka,
                            30,5 g Si x = 1,09 mol Si
    Sehingga 30,5 gr Si = 1,09 mol Si
    1.3  Pengukuran Mol dari Senyawa
    Seperti pada elemen, secara tak langsung persamaan diatas juga dapat dipakai untuk menghitung mol dari senyawa. Jalan yang termudah adalah dengan menambahkan semua massa atom yang ada dalam elemen. Bila zat terdiri dari molekul-molekul (misalnya CO , H O atau NH ), maka jumlah dari massa atom disebut massa molekulatau Berat molekul. Kedua istilah ini dipakai berganti-ganti). Sehingga massa molekul dari CO  adalah:
                                        C         1×12,0 u = 12,0 u
                                        2O       2×16,0 u = 32,0 u
                                        CO            total = 44,0 u
    Demikian juga massa molekul dari H O = 18,0 u dan dari NH3 = 17,0 u. Berat dari 1 mole zat didapat hanya dengan menuliskan massa molekulnya dengan satuan gram. Jadi,
                                        1 mol CO  = 44,0 g
                                        1 mol H O = 18,0 g
                                        1 mol NH  = 17,0 g
    Gambar 2.3 mnunjukkan 1 mol sempel dari berbagai macam senyawa.
    Dalam Bab-bab yang akan datang, akan ditemukan bnyak senyawa yang tak mengandung molekul yang jelas. Kita akan menemukan bahwa bila suatu atom bereaksi, acap kali ia akan mendapat atau kehilangan partikel yang bermuatan negatif yang disebut elektron. Natrium dan klor akan bereaksi secara ini. Bila natrium klorida, NaC1, terbentuk dari elemennya, tiap atom Na akan kehilangan satu elektron, sedangkan tiap atom klor akan mendapat elektron. Pada mulanya unsur Na dan C1 bermuatan atom listrik netral, tetapi pada saat pembentukan  NaC1, atom-atom ini akan mendapat muatan. Ini akan ditulis sebagai Na  (positif karena Na kehilangan satu muatan elektron negatif) dan C1  (negatif karena C1 mendapat satu elektron). Atom atau kumpulan ataom yang mendapat muatan listrik disebut ion. Kerana NaC1 padat terdiri dari Na  dan  C1 , dikatakan adalah senyawa ion.
    Seluruh topik ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam Bab-bab berikutnya. Untuk sekarang hanya perlu diketahuai bahwa senyawa ion tak mengandung molekul. Rumusnya hanya menyatakan  perbandingan  dari berbagai atom dalam senyawa. Dalam NaC1, perbandingan ataomnya adalah 1:1. Pada senyawa CaC1 , perbandingan dari atom Ca dan C1 adalah 1:2 ( tenang saja, saat ini anda tidak diminta untuk mengetahui bahwa CaC1  itu adalah senyawa ion). Dari pada menggunakan istilah molekul NaC1 atau CaC1 , lebih baik digunakan istilah satuan rumus untuk membedakan dua ion  pada NaC1 (Na  dan  C1 ) atau tiga ion pada CaC1 .
    Untuk senyawa ion, jumlah massa atom dari elemen-elemen yang ada dalam rumus dikenal sebagai massa rumus atau Berat Rumus. untuk NaC1 ini 22,99 – 35,44 = 58,44. satu mol NaC1 (6,022 x 10  satuan rumus dari NaC1) mengandung 58,44 g NaC1. tentu saja penggunaan  istilah massa rumus tak hanya untuk senyawa ion. Dapat juga digunakan untuk senyawa molekuler, dalam hal ini istilah massaformila dan massa molekul mempunyai arti yang sama.
    Contoh Soal  natrium karbonat, Na CO  adalah suatu zat kimia yang pentingdalam industri pembuatan gelas.
    (a). Berapa gram berat 0,250 mol Na CO
    (b). Berapa mol Na CO  terdapat dalam 132 g Na CO
    Solusi
    Untuk menjawab pertanyaan ini, kita memerlukan massa formula dari Na CO . kita kita menghitungnya dari massa atom elemen-elemennya.
                            2 Na                2×23.0 =   46.0 u
                            1 C                  1×12.0 =   12.0 u
                            3 O                  3x16.0 =   48.0 u
                                        Total                   106.0 u
    Massa rumus adalah 106,0 u; maka:
                            1 mol Na CO  = 106,0 g  Na CO
    Ini dapat digunakan untuk membuat faktor konversi hubungan gram dan mol dari Na CO  yang kita perlukan untuk menjawab pertanyaan diatas.
    (a)    Untuk mengubah 0,250 mol Na CO  ke gram, kita buat satuan yang dapat dihilangkan.
    0,250 mol Na CO  x
    (b)   Sekali lagi, kita buat satuan dihilangkan.
    132 g Na CO  x
    1.4  Komposisi Persen
    Suatu cara pengiraan yang sederhana, tetapi sangat berguna dan sering dipakai adalah perhitungan komposisi persen dari suatu senyawa yaitu persentase dari massa total (disebut juga persen berat) yang diberikan oleh tiap elemen. Cara penentuan komposisi persen ini dijelaskan pada contnh berikut
    Contoh soal
    Berapa komposisi persen dari kloroform CHCl3, suatu zat yang pernah dipakai sebagai zat anestesi.
    Solusi
    1.5  Rumus Empiris dan Molekul
    Angka-angka dalam rumus empiris menyatakan perbandingan atom dalam suatu senyawa, misalnya CH2 perbandingan atom C : H adalah 1:2 dan seperti telah dipelajari perbandingan atom sama dengan mol. Untuk menghitung rumus empiris, kita harus mengetahui massa dari setiap unsur dalam senyawa yang diberikan.
    Contoh soal
    Suatu sampel dari gas yang berwarna cokelat yang merupakan polutan utama udara ternyata mengandung 2,34 g N dan 5,34 g O. Bagaimana rumus paling sederhana dari senyawa ini?
    Solusi

    STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA
    2.1 Reaksi Kimia dan Persamaan Reaksi
                Langkah-langkah menyetarakan persamaan reaksi kimia:
    Langkah 1:
    Tulis persamaan reaksi tak seimbang, perhatikan rumus molekulnya yang benar.
    Langkah 2:
    Persamaan reaksi dibuat seimbang dengan cara menyesuaikan koefisien yang dijumpai pada rumus bangun pereaksi dan hasil reaksi, sehingga diperoleh jumlah setiap macam atom sama pada kedua sisi anak panah.
    Contoh soal:
    Larutan asam klorida (HCl) ditambahkan ke dalam larutan Na2CO3 hsil reaksinya adalah natrium klorida (NaCl), gas karbon dioksida
    Langkah 1
    Tuliskan persamaan reaksi yang belum setara dengan cara menuliskan rumus molekul pereaksi dan hasil reaksi yang benar.
    Langkah 2
    Tempatkan koefisien di depan rumus molekul agar reaksinya seimbang. Kita mulai dengan Na2CO3. Dalam rumus molekul hanya ada dua atom Na, untuk membuat seimbang kita tempatkan koefisien 2 di depan NaCl. Dengan demikian diperoleh:
    Meskipun jumlah Na sudah seimbang, tetapi Cl belum seimbang, hal ini dapat diperbaiki dengan cara menempatkan koefisien 2 di depan HCl. Ternyata penempatan angka ini menyebabkan hidrogen juga menjadi seimbang.
    Perhatikan bahwa tindakan ini juga menyeimbangkan hidrogen dan perhitungan dengan cepat tiap unsur menunjukkan bahwa persamaan tersebut sekarang telah seimbang.
    2.2 Perhitungan Berdasarkan Persamaan Reaksi
    Persamaan reaksi dapat diartikan bermacam-macam. Sebagai contoh kita ambil pembakaran etanol, C2H5OH.
    Pada tingkat molekul yang submikroskopik, kita dapat memandang sebagai reaksi antara molekul-molekul individu.
    1 molekul C2H5OH + 3 molekul O2 → 2 molekul CO2 + 3 molekul H2O.
    Kita bisa menuliskan persamaan reaksi di atas sbb:
    2 molekul C2H5OH + 6 molekul O2 → 4 molekul CO2 + 6 molekul H2O.
    Asalkan perbandingan koefisiennya tetap yaitu 1:3:2:3.
    Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya bahwa 1 mol terdiri atas 6,022 x 1023molekul. Sehingga kita dapat juga menuliskan persamaan reaksi tersebut dalam satuan mol sbb:
    1 mol C2H5OH + 3 mol O2 → 2 mol CO2 + 3 mol H2O.
    1 mol C2H5OH = 3 mol O2
    1 mol C2H5OH = 2 mol O2
    1 mol C2H5OH = 3 mol O2
    3 mol O2 = 2 mol CO2
    3 mol O2 = 3 mol H2O
    2 mol CO2 = 3 mol H2O
    Contoh soal:
    Berapa jumlah molekul oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran 1,80 mol C2H5OH. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sbb:
    Solusi
    Koefisien dari persamaan reaksi ini memperlihatkan hubungan:
    Mol O2 = 3 x mol C2H5OH = 3 x 1,80 = 5,40 mol.
    Contoh soal
    Reaksi aluminium dengan oksigen sbb:
     Berapa jumlah gram O2 yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al?
    Solusi
    Mol O2 = 3/4 mol Al
    Mol O2 = 3/2 0,3 mol = 0,225
    Massa O2 = mol O2 x Mr O2 = 0,225 x 32 =7,2 gram.
    2.3 Perhitungan Pereaksi Pembatas
    Jika kita mereaksikan senyawa kimia, biasanya kita tidak memperhatikan berapa jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan reagen-reagen tersebut. Seringkali terjadi satu atau lebih reagen berlebih dan dan bila hal ini terjadi maka suatu reagen sudah habis digunakan sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol H2 dan 1 mol O2 dicampur dan terjadi reaksi dengan persaman reaksinya.
    Koefisien reaksi itu menyatakan bahwa dalam persamaan tersebut 1 mol O2 akan mampu bereaksi seluruhnya karena kita mempunyai lebih dari 2 mol H2 yang diperlukan. Dengan kata lain, terdapat lebih dari cukup H2 untuk bereaksi sempurna dengan semua O2. Pada akhir reaksi kita akan memperoleh sisa H2 yang tidak bereaksi sebersar 3 mol.
                Dalam contoh ini Odiacu sebagai pereaksi pembatas karena bila habis tidak ada reaksi lebih lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi produk (H2O) yang dapat terbentuk.
    Contoh soal
    Seng dan belerang direaksikan membentuk seng sulfida, suatu zat yang digunakan untuk melapisi permukaan bagian dalam tube monitor TV. Persamaan reaksinya adalah:
    Dalam percobaan 12 g Zn dicampur dengan 6,5 g S dan dibiarkan bereaksi:
    a. reaktan mana yang menjadi pereaksi pembatas?
    b. Berapa gram ZnS yang terbentuk, berdasarkan pereaksi pembatas yang ada dalam campuran.
    c. Berapa gram sisa pereaksi yang lain, yang akan tetap tidak bereaksi dalam eksperimen ini?
    Solusi
    a.         mol Zn =
    mol S = =0,202 mol
    untuk menentukan mana yang menjadi pereaksi pembatas, kita bagi reaktan dengan koefisiennya masing-masing. Harga yang paling kecil akan menjadi pereaksi pembatas.
    Mol Zn/koefisen = 0,183/1=0,183
    Mol S/koefisien = 0,202/1=0,202
    Dapat kita simpulkan bahwa Zn yang menjadi pereaksi pembatas.
    b.  mol Zn S= mol Zn =0,183mol.
    massa ZnS = 0,183 x 97,5 g = 17,8 g.
    c. mol sisa S = 0,202 -0,183 = 0,019 mol
     massa S = 0,019 x 32,1 = 0,61 g
    Contoh soal
    Etilena, C2H4, terbakar di udara membentuk CO2 dan H2O menurut persamaan reaksi:
    Berapa gram CO2 yang terbentuk jika campuran ini mengandung 1,93 g C2H4 dan 5,92 g O2 yang terbakar.
    Solusi
    Mol C2H= 1,93/28 = 0,0689 mol
    Mol O2 = 5,92/32 = 0,185 mol
    Mol C2H4/ koefisien = 0,0689/1 = 0,0689
    Mol O2/koefisien = 0,185/3 = 0,0617 mol
    Mol O2/koefisien < Mol C2H4/ koefisien
    Pereaksi pembatas adalah O2. Mol CO2 =2/3 x mol O2 =2/3 x 0,185 mol = 0,1233 mol
    Massa CO2 = 0,1233 x 44 = 5,43 g.

    2.4 Reaksi dalam Larutan
    Konsentrasi Molar
    Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan secara kuantitatif. Ada beberapa cara yang untuk memperoleh konsentrasi larutan secara kuantitatis. Suatu istilah yang sangat berguna dan berkaitan dengan stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau molaritas dengan simbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut (solut) dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
    Molaritas (M) =
                Larutan yang mengandung 1 mol NaCl dalam 1 L larutan mempunyai molaritas 1 mol NaCl/(L larutan) atau 1 M dan disebut 1 molar larutan.
    Contoh soal
    2,00 g natrium hidroksida, NaOH, dilarutkan dalam air dan membentuk larutan dengan volume 200 ml. Berapa molaritas NaOH dalam larutan?
    Solusi
    Mol NaOH = 2/40 = 0,05 mol
    V = 200 ml = 0,2 l
    M = 0,05/0,2 = 0,250 M NaOH
    2.5 Pengenceran
    Dalam pekerjaan sehari-hari di laboratorium, biasanya kita menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan cara menambahkan pelarutnya, misalnya banyak laboratorium kimia membeli larutan senyawa kimia dalam konsentrasi yang pekat. Biasanya senyawa kimia yang dibeli ini demikian pekatnya, sehingga larutan ini harus diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Proses pengenceran dapat dirumuskan secara singkat sbb:
    Contoh soal
    Berapa mililiter H2SO4 pekat (18,0 M) yang dibutuhkan untuk membuat 750 ml larutan larutan H2SO3,00 M.
    Solusi
    Contoh soal
    Berapa banyak air yang harus ditambahkan ke dalam 25 ml KOH 0,500 M agar diperoleh konsentrasi 0,350 M?
    Solusi
    Volume air harus ditambahkan = 35,7 – 25 = 10,7 ml
    2.6 Stoikiometri Reaksi dalam Larutan
    Hubungan kuantitatif suatu reaksi dalam larutan tepat sama dengan reaksi ini bila terjadi dimana saja. Koefisien dalam persamaan reaksi merupakan perbandingan mol yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal stoikiometrinya.
    Contoh Soal:
    Alumunium hidroksida, Al(OH)3, salah satu komponen antasida, dapat dibuat dari reaksi alumunium sulfat, Al2(SO4)3 dengan natrium hidroksida, NaOH. Persamaan reaksinya adalah:
    Berapa mililiter larutan NaOH 0,200 M dibutuhkan untuk direaksikan dengan 3,50 g Al2(SO4)3?
    Solusi
    Mr Al2(SO4)3 = 342,2 g/mol
    Mol Al2(SO4)3 = 3,5 /342,2 = 1,02 x 10-2 mol
    Mol NaOH = 6/1 x mol Al2(SO4)3 =6 x1,02 x 10-2 mol=6,12 x 10-2 mol
    V NaOH = mol/Molaritas = 6,12 x 10-2 mol/0,200 M =0,306 l = 306 ml
    2.7 Stoikiometri Reaksi Fasa Gas
    Menurut Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula. Hal itu juga berarti bahwa pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas dengan jumlah molekul yang sama akan mempunyai volume yang sama. Pada kondisi tekanan 1 atm dan temperatur 0o C atau disebut juga dengan keadaan standar (Standard Temperature and Pressure) volum 1 mol gas adalah 22,4 liter.

    0 komentar:

    Posting Komentar